Berbagi Ayat
27.10.21
Allah itu sangat dekat dengan kita, senantiasa ada untuk kita. Allah mendengarkan dan DIA memperhatikan apa saja yang kita perbuat dan hajat-hajat kita. Termasuk saat kita menulis, share ataupun membaca 'kuliah dhuha' ini.
Episode dunia ini merupakan tempat kita menapaki, mengais peluang dan menanam benih kebaikan. Kita sangat memahami semua konsekuensi amal dan pilihan yang diputuskan. Semoga kita menjadi bagian para pelaku kebaikan, penyebar manfaat dan pembuka jalan atas mereka yang merindukan kemuliaan hidayah.
..dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun (QS alKahfi: 49).
Benar, Allah Maha Baik dengan kasih sayang, rahmat-NYA yang berlimpah. Kebaikan yang tertulis ini hanyalah keinginan berbagi cerita, pengalaman dan kebaikan yang diberikanNYA. Jangan menjadi "egois" apalagi bersifat sombong dengan menolak kebaikan dan tak mau berbagi kepada sesama. _Sampaikan dariku walau hanya satu ayat_ (Nabi Muhammad).
Ayat itu secara bahasa bisa diartikan dalam banyak makna. Ayat bermakna tanda atau alamat, pelajaran atau peringatan, 'mukjizat' bahkan suatu hal yang menakjubkan, kelompok atau kumpulan, dan bukti. Secara istilah ayat bisa diartikan sebagai kalam Allah yang terdapat dalam suatu surat di kitab suci Al-Qur'an.
_Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan *ayat-ayat-NYA* kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.._ (terj. QS alAnfal: 2)
Bukankah seburuk-buruknya diri kita, pasti masih ada kebaikannya. Begitu pula tentang kebaikan: sebaik-baik orang pasti ada 'keburukan' yang terselip. Bijaklah memandang kehidupan, senantiasa mengambil pelajaran, terus berbuat baik, tak berhenti memperbaiki diri dari kesalahan-kesalahan masa lalu.
_Jangan kau seperti Iblis, hanya melihat air dan lumpur saat melihat Adam. Lihatlah di balik lumpur itu, hadir beratus2-ratus ribu taman yang indah_ (Jalaluddin Rumi)_Allahu a'lamu bishowab._
Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)
