Skip to main content

Jihad

Hari ini, 22 Oktober adalah hari santri, mengenang tanggal dan bulan yang sama pada tahun 1945. Pidato Hadlaratus Syeikh Hasyim Asy’ari di hadapan konsul-konsul Nahdlatul Ulama seluruh Jawa dan Madura, bertempat di Kantor Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama di Jl. Boeboetan VI/2 Soerabaja,

“...Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe fardloe ‘ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap2 orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itoe djadi fardloe kifayah (jang tjoekoep kalaoe dikerdjakan sebagian sadja)….”

Fatwa Resolusi Jihad inilah yang kemudian menyalakan semangat perjuangan kalangan santri, bahkan kemudian menular dan merambah ke masyarakat luas di berbagai daerah untuk berperang melawan penjajah. Pernyataan bahwa berjuang demi kemerdekaan Indonesia dihukumi Fardhu’ Ain atau wajib bagi semua orang. Atas dasar Resolusi Jihad tersebut, banyak santri yang turun langsung melakukan jihad guna melawan upaya tentara sekutu untuk mengambil alih Indonesia pada periode Revolusi Fisik 1945-1949.

AlQur'an menawarkan satu perniagaan yang sangat menguntungkan, menyelamatkan kita dari kesulitan. Perniagaan itu adalah jihad, _bi anfusikum_ (dengan jiwa) juga _bi amwalikum_ (dengan harta)... (lihat QS ashShaff: 10-11).

Pada masa revolusi kemerdekaan bangsa belum diraih, jihad bisa mengakibatkan hilangnya jiwa, kematian, hilang harta benda dan berurainya air mata. Setelah kemerdekaan sudah teraih ada musuh nyata ideologi bangsa kita yaitu kapitalisme dan neoliberalisme yang menyusup dan telah menjajah rakyat negeri ini. Musuh kita sudah menjadi ideologi global yaitu materialisme. Musuh ideologi kita saat ini tak bisa diperangi dengan mengangkat senjata melainkan harus dengan akal, siasat dan strategi.

Kita perlu mengobarkan resolusi jihad kedua yang membuahkan terpeliharanya jiwa, terwujudnya kemanusiaan yang adil dan beradab, kesejahteraan sosial yang bisa melebarkan senyum masyarakat serta terhapusnya air mata dengan persatuan, ukhuwah berbhineka tunggal ika antara anak bangsa sehingga bisa hidup damai, tenang dan bahagia.

Jihad yang mengusir kebodohan, dan kemiskinan. Kaum cendikiawan ulama yang berjihad melalui ilmunya, para guru, dosen, asatidz, murid, mahasiswa, santri berjihad melalui aktifitas pendidikan, pengajaran dan belajarnya, para karyawan berjihad dengan profesionalitasnya, para pengusaha berjihad dengan inovasi kerja cerdas dan kerasnya dan para pemimpin berjihad dengan kejujuran, amanah dan keadilannya. Selamat hari santri, selamat berjihad. _Allahu a'lamu bishowab._

Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)

" Servant of Allah "
Agar mudah mengakses pptqinsanqurani.com di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".
Buka Komentar