Skip to main content

Ayahku Idolaku

Dr Bunyanul Arifin dalam buku _Menjadi Muslim Super Dad_ mengungkap hasil penelitian di beberapa Sekolah Menengah Atas di Jakarta tahun 2016. Hasil penelitian sangat mencemaskan, 45 persen anak-anak itu tidak mengidolakan ayah mereka, 35 persen yang mengidolakan, dan 20 persen sisanya memberi penilaian terkadang para ayah tak layak dijadikan idola atau panutan.

Anak-anak kita itu ibarat tanaman, tidak hanya membutuhkan pupuk dan penyiraman air, tetapi juga butuh batang sandaran agar menjulur lurus tinggi ke atas. Anak-anak itu tidak hanya membutuhkan kasih sayang ibu, tetapi juga ayah. Saat ini banyak para ayah yang menumpukan pendidikan anak pada ibu semata. Mereka merasa kewajibannya cukup hanya mencari nafkah. Bahkan sebagian sengaja membangun jarak agar anak-anak itu hormat dan segan kepadanya.

Para ayah yang bersikap dingin mungkin akan mendapatkan rasa segan, tapi belum tentu rasa segan itu terlahir dari kasih sayang anak-anaknya. Sikap anak-anak kita pada orang tua tak lain cerminan dari sikap kita kepada orang tua kita selama ini.

Nabi Muhammad adalah ayah teladan, beliau mampu menghadirkan suasana rumah dlm kehangatan, pendidikan, kelembutan, dan cinta kasih. Perilaku Nabi itu sangat kontras dengan tradisi bangsa Arab yang kaku dan keras dan lebih mengedepankan karisma. Masyarakat Arab masa itu tidak biasa seorang lelaki menunjukkan kasih sayang secara terbuka kepada anak.

Pada saat melihat Nabi mencium anak-anaknya, Aqra' bin Habis, pemuka Bani Tamim mengaku sangat heran, "Demi Allah, aku mempunyai 10 orang anak, tetapi tak satu pun kuciumi di antara mereka." Nabi pun memandangnya dan berkata, "Barang siapa yang tidak mengasihi, ia tidak akan dikasihi"

Para ayah yang sayang pada anak-anaknya saat ini sudah biasa. Tapi ayah yang menghargai dan menghormati anaknya, ini yang tak biasa. Rasulullah SAW adalah sosok teladan ayah yang luar biasa dlm penghargaan dan penghormatan kepada anak-anaknya.

Aisyah RA pernah menceritakan, “Suatu ketika Fatimah datang. Jalan beliau persis seperti jalan Nabi SAW. Nabi pun menyambut putrinya dan berkata, “Marhaban, putriku (مرحبا بابنتي)” (Shahih Bukhari).

Semoga setiap orang tua, khusus para ayah bisa menguatkan peran mereka sebagai pemimpin keluarga.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (QS atTahrim: 6). _Allahu a'lamu bishowab._

Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)

" Servant of Allah "
Agar mudah mengakses pptqinsanqurani.com di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".
Buka Komentar