Skip to main content

Beragama itu Mudah

Setiap kesulitan itu menuntut adanya kemudahan. Bila kita kaji dalam melaksanakan tuntunan agama atau beribadah disediakan kemudahan-kemudahan. Bersuci sebagai contoh, pada kondisi normal harus dilakukan dengan air, namun bila air sulit didapat atau pada posisi 'sakit' kita bisa bersuci dengan bertayamum (debu atau pasir).

Pada terminologi ilmu fiqih, kemudahan-kemudahan itu dinamakan “rukhshah,” yaitu pengurangan beban sebagai wujud kasih sayang Allah SWT bagi hamba-hambaNYA. Adanya kemudahan-kemudahan itu bukan sesuatu yang gratis, _free of charge._

Kesulitan adalah bagian dari prasyaratan atau kondisi-kondisi yang terjadi. Kemudahan atau alternatif yang disediakan bukanlah dosa atau perkara terlarang disisi Allah Ta'ala.

مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ ص.م. بَيْنَ أَمْرَيْنِ قَطُّ إِلَّا أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ وَمَا انْتَقَمَ رَسُولُ اللَّهِ ص.م. لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللَّهِ فَيَنْتَقِمَ بِهَا لِلَّهِ

Tidaklah Rasulullah SAW merasa bingung terhadap dua pilihan melainkan beliau akan memilih perkara yang lebih mudah (ringan) selama hal itu tidak mengandung dosa. Jika perkara itu mengandung dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhkan diri dari padanya. Dan tidaklah Rasulullah SAW marah terhadap suatu perkara, melainkan bila beliau melihat larangan Allah dilanggar, maka beliau akan marah karena Allah (HR Bukhari dari Aisyah).

Nabi Muhammad SAW setiap dihadapkan pada dua pilihan, beliau selalu memilih yang paling mudah dari keduanya, _aysaruhuma._ Adapun berkait dosa, Nabi SAW akan memilih jalan yang paling sulit, maksimal, agar terhindari dari dosa tersebut. Sisi terakhir, ketika Rasulullah Saw. bersikap tegas bahkan murka (redaksi hadits _intaqama_ ), maka dalam melakukannya Nabi SAW tidak untuk kepentingan dan tujuan pribadi tapi murni demi mewujudkan prinsip-prinsip beragama.

Berbagai kemudahan agama itu diberikan oleh Allah SWT memiliki tujuan dan maksud yang mulia. Pertama, memastikan agar manusia dapat menjalankan agama tanpa susah payah dalam dimensi ruang dan waktu. Kedua, mendorong dan memotivasi manusia agar rajin dan semangat menjalankan agama, lantaran bisa dilakukan dengan mudah dan tanpa kesulitan. Beragama itu mudah, insya Allah._Allahu a'lamu bishowab._

Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)

" Servant of Allah "
Agar mudah mengakses pptqinsanqurani.com di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".
Buka Komentar