Bertanam
25.11.21
Aktifitas penghidupan manusia tertua itu boleh jadi menanam. Bertanam pohon akan menjadikan pelestarian kehidupan bumi. Ilustrasi tentang pohon terlarang, aneka buah-buahan selaras kesenangan hidup yang ada pada manusia awal, nabi Adam AS.
Kegiatan bertanam itu memberikan pelajaran berharga tentang menetapi kebenaran dan kebaikan. Makan kita hari ini bagian dari usaha bertanam sebelumnya. Kita bisa memanen atas apa yang pernah kita tanam. Benar, siklus penghidupan kita berawal dari kegiatan bertanam.
Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan (QS Yasin: 33)
Ibnu ‘Asyur dalam kitab _Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir_ menerangkan bahwa bumi yang mati adalah yang gersang karena tak ada kehidupan utk tanaman. Cara menghidupkan bumi adalah menanam tanaman, rumput, dan pepohonan.
Menanam itu bentuk ketaatan dan ketundukan kita kepada Allah SWT, kita akan mendapatkan pahala dari-NYA. Siapa pun yang memanen, menikmati dan memakan 'tanaman' baik keluarga kita, burung-burung/binatang bahkan yang dicuri dan dimakan "para pencuri" akan dicatat sebagai sedekah bagi si penanam, para petani (lihat hadits Muslim no 2904)
Berbahagialah para petani yang terus bersedekah dgn menanam sawah, pekarangan, lahan2 kosong apalagi hutan-hutan yang sudah gundul dgn pepohonan. Petani yang menanam tidak hanya berupaya menghidupkan bumi, namun juga bagian dari rasa kebersyukuran atas anugerah alam yang diberikan oleh Allah Ta'ala. Raihlah banyak pahala dgn bercocok tanam, insya Allah usaha kita menyiapkan lahan, menebar benih dan merawat tanaman bagian kebaikan yang tak hanya bermanfaat di dunia tapi jg akhirat kita._Allahu a'lamu bishowab._
Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)
