Kasih Sayang
1.11.21
Beragama itu manifestasi perjanjian dengan Allah dalam kehidupan nyata. Senantiasa melibatkan-NYA dalam tiap urusan. Menyebut nama Allah SWT, mengabdi, memuji, meminta pertolongan dan memohon hidayah/bimbingan-NYA.
Kita manusia adalah makhluk pengabdi, hambaNYA (lihat QS adzDzariyat: 56), sekaligus sebagai pemegang amanah, khalifah yang harus melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab mewujudkan ketaqwaan dan merealisasikan kebaikan (lihat QS alAhzab: 72).
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal (QS. Ali 'Imron: 159)
Memaafkan, mendoakan, memusyawarahkan dan menyandarkan permasalahan kepada Allah SWT adalah perangkat sistem rohaniah yang mengundang pancaran rahmatNYA. Mereka yang senantiasa menghadirkan 'kasih sayang' merupakan orang-orang terpilih.
Pilihan jalan kedamaian, menghadirkan ketenangan, bersikap santun, lemah lembut, rendah hati, adil-proporsional, menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi persaudaraan.
Pancaran kasih sayang, atau rahmah Allah itu bisa memadamkan amarah, meredam aksi balas dendam karena rasa dengki dan kebencian. Insya Allah akan lenyap kesewenang-wenangan, angkara murka dan kedzaliman dan hadir kedamaian, ketenangan dan kesejahteraan dalam kehidupan kita bersama. _Dan tidaklah KAMI mengutusmu (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta_ (terj. QS alAnbiya': 107)._Allahu a'lamu bishowab._
Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)
