Skip to main content

Belajar Sejarah

Pada masa Nabi Musa AS, ada seorang raja tiran super kejam, Fir'aun namanya. Menganggap dirinya "tuhan" yang paling tinggi. Bahkan alQur’an menempatkan Fir'aun sebagai tokoh "kesesatan" paling populer, penguasa yang menolak kebenaran dari Allah yang kemudian dibinasakan dalam kesesatannya.

Kitab Suci merekam kebijakan dzalim, keji dan diskriminatif yang diputuskan Fir'aun kepada Bani Israil di negaranya. Perintah pembunuhan anak bayi laki-laki dan pembiaran hidup wanitanya dengan kehinaan adalah representasi yang sempurna dari rezim yang lalim sehingga kekejaman para pemimpin kerap dirujukkan kpd nama Fir'aun. (lihat QS alBaqarah: 49)

إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْ تَرَكَهُ النَّاسُ أَوْ وَدَعَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ

Sesungguhnya seburuk2 kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia karena takut akan kekejiannya (HR Bukhari)

Sejarah berulang, sosok Fir’aun bisa selalu ada di setiap masa. Orang-orang beriman akan menunggu hadirnya "Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS". Kemenangan itu akan hadir pada mereka berdua dikarenakan berada dlm kebenaran, sungguh kebenaran akan selalu mengalahkan kebatilan.

Masyarakat tertindas membutuhkan duet _Musa-Harun_ yang bernyali kuat menyuarakan keadilan di hadapan pemimpin yang dzalim, dan mau berkurban menyelamatkan mereka yang lemah. Tugas _duo_ Nabi terhadap Fir'aun itu sangat jelas. _Maka bicaralah engkau berdua kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut, mudah2an ia ingat dan takut_ (terj QS Thoha: 42-43)

Perkataan lemah lembut itu lawan dari sikap kasar (al-Qamus al-Muhith). Agama menuntun kita mengedepankan sikap dan tutur kata yang lembut dan menjauhkan diri dari sikap kasar karena kelembutan akan mendatangkan kedekatan dan kebaikan. Adapun sikap kasar akan menjauhkan persaudaraan dan mendatangkan keburukan.

Janganlah mengulang sejarah dengan peran yang buruk. Insya Allah kita bukan Fir'aun, dan tak ingin menjadi masyarakat yang tertindas. Semoga kita mau mengambil pelajaran dan berfikir, memantapkan menjadi "Musa dan Harun" dengan menunjukkan kelemahlembutan adalah perintah-NYA. _Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya AKU beserta kamu berdua, AKU mendengar dan melihat_ (terj QS Thoha: 46). _Allahu a'lamu bishowab._

Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)

" Servant of Allah "
Agar mudah mengakses pptqinsanqurani.com di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".
Buka Komentar