Bencana Semeru (2)
7.12.21
Alhamdulillah, Senin (6/12) siang itu, Palang Merah Indonesia Kota Surakarta yang terdiri tim medis bersama Rumah Sakit UNS, dan para relawan serta mahasiswa Akbara telah berangkat dan membawa bantuan bagi korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. Pada bencana itu ada kepedulian, dalam ujian ada kemuliaan, dan bersama kesulitan ada kemudahan.
Mereka yang berduka, bersedih ingin kita bahagiakan. Bagi yang terhimpit, menderita hendak kita lapangkan dan senangkan. Hukum Allah atas bencana akan senantiasa berlaku, bahwa dengan keimanan, ikhtiar dan kesabaran semua akan indah pada waktunya.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS al-Insyirah: 5-6)
Allah mendatangkan masalah kepada kita itu sdh disertai jalan keluarnya, diciptakan penyakit itu bersama obatnya dan hadirnya racun beserta penawarnya. Demikian pula bencana Semeru, pasti banyak hikmahnya.
Meski semua kejadian dalam hidup berupa bencana, dan musibah2 itu berasal dan seizin-NYA, kita dituntut untuk menyatakan akhlak perihal bencana sebagai sesuatu yang berasal dari kekhilafan, kesalahan, kekeliruan, kezaliman manusia itu sendiri.
Erupsi Gunung Semeru adalah takdir buruk buat kita. Kepercayaan terhadap takdir tidak boleh menafikkan kewajiban ikhtiar manusiawi. Kepercayaan kepada takdir merupakan bentuk keimanan kepada Allah SWT.
Dan seluruh kebaikan ada dalam kuasaMU dan keburukan tidak dinisbahkan kepadaMU (HR Muslim).
Kewajiban kita saat ini adalah banyak melakukan evaluasi dan introspeksi diri apakah perilaku individu, kultur masyarakat, kebijakan pemerintah, dan alokasi anggaran yang diambil selama ini sudah ramah lingkungan. _Allahu a'lamu bishowab._
Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)
