Skip to main content

Nabi Ya`qub

Kisah Nabi Ya'qub mengajarkan kepada kita, bahwa pengkhianatan, luka dan tusukan itu bisa dari orang-orang terdekat, anak-anak sendiri yang tak pernah diperhitungkan. Rasa perih yang ditimbulkan dari orang-orang terdekat jauh lebih kuat daripada pengkhianatan orang asing. Satu putramu selamat dari terkaman serigala, tapi tak selamat dari saudara-saudara-nya sendiri.

Pelajaran terbesar dari kisah Nabi Ya'qub yang bersedih karena putranya Yusuf yang hilang. Saudara2 Yusuf berkata bahwa ayah mereka akan sakit dan wafat karena hal tersebut (QS Yusuf: 85). Nabi Ya'qub menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tdk kamu ketahui" (QS Yusuf: 86).

_Barang siapa yang tertimpa kesusahan kemudian mengadu kepada manusia maka kesusahannya tidak akan teratasi. Dan barang siapa tertimpa kesusahan kemudian mengadu kepada Allah, maka Allah akan memberi jalan keluar dari kesusahan, cepat atau lambat_ (terj. HR Tirmidzi)

Hanyalah kepada Allah SWT hendaknya kita mengadu dan berdoa utk memohon pertolongan di saat menghadapi kesusahan atau kesengsaraan, jangan mengadu kepada manusia. Mengandalkan makhluk itu mengecewakan, mengeluh kepada makhluk itu memalukan. Memintalah dan merataplah hanya kepadaNYA.

Meminta kepada selain Allah adalah mengetuk pintu yang salah dan sia-sia. Para pemenang adalah mereka yang menemukanNYA, bertawakal dan dekat denganNYA. Nabi Ya'qub setelah empat puluh tahun: beliau bisa melihat dan membuktikan "mimpi" besar itu (QS Yusuf: 100). Sang putra, Nabi Yusuf 'alaihi salam telah kembali sebagai penguasa Mesir, penglihatan beliau pulih dan bisa mengumpulkan seluruh anak-anaknya utk menyampaikan wasiat terpenting agar mereka tetap beribadah kepada Allah Ta’ala, demikian juga tetap beriman dan beramal saleh.

_“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepadaNYA.”_ (terj. QS AlBaqarah: 133). _Allahu a'lamu bishowab._

Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)

" Servant of Allah "
Agar mudah mengakses pptqinsanqurani.com di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".
Buka Komentar