Skip to main content

Rahmat Allah

Kehidupan kita adalah bagian rangkaian pengalaman dan perbuatan. Apabila perbuatan kita baik, insya Allah hidup kita akan berjalan baik, sebaliknya bila perbuatan kita buruk diri ini akan mendapati kehidupan yang buruk pula.

Perbuatan baik dalam terminologi agama disebut amal _sholeh_ (صالح), yaitu amal yang membawa kemanfaatan dan jauh dari unsur yang merusak atau kerusakan. Adapun lawan amal sholeh adalah amal _tholeh_ (طالح) berarti amal yang merusak atau perbuatan buruk, keji dan jahat.

Dunia itu sering disebut _daarul 'amal,_ tempat kita berbuat dan berusaha, adapun alam akherat disebut _daarul jaza',_ tempat kita menikmati hasil usaha atau balasan atas perbuatan. Allah itu Penguasa Hari Pembalasan yang menjanjikan pahala kebaikan dengan surga dan adzab siksa yang setimpal bagi pelaku kejahatan (lihat QS anNahl: 97).

Kehidupan bermasyarakat, bernegara bahkan berkeluarga kerap diwarnai pola-pola keburukan dan kekerasan. Saat ada rasa adigang, adigung dan adiguna atas kekuatan dan kelebihan yang dimiliki akan menghadirkan sikap jumawa dan kesewenang-wenangan. Kelompok superior akan menjadi tirani (minoritas maupun mayoritas) yang bisa memicu dendam, dengki dan amarah.

Orang beragama akan memilih damai, mengedepankan sikap santun rendah hati, berlalu lemah lembut, adil dan proporsional dengan ketenangan jiwa. Mereka Menghargai perbedaan dan menjunjung persaudaraan. Inilah manifestasi rahmat bagi semesta alam (lihat QS al-Anbiya': 107)

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal (QS Ali 'Imran: 159)

Sikap memaafkan, mendoakan, memusyawarahkan dan menyandarkan persoalan kepada Allah (tawakal) menjadi tauladan kenabian bagian dari pancaran rahmat, kasih sayang-NYA. Insya Allah melalui jalan rahmat inilah kehidupan kita akan diwarnai kedamaian, ketenangan, keindahan dan kesejahteraan. Aamiin. _Allahu a'lamu bishowab._

Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)

" Servant of Allah "
Agar mudah mengakses pptqinsanqurani.com di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".
Buka Komentar