Skip to main content

Bangkrut

Nabi Muhammad pernah mengingatkan tentang orang-orang yang bangkrut (الْمُفْلِسُ). Mereka bukan tak memiliki harta dan uang. Mereka yang pada hari kiamat membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun dilain pihak mereka suka mencuri, menjelek-jelekan orang lain, suka memakan harta orang lain (korupsi), menumpahkan darah, dan memukul orang lain tanpa hak. Pahala kebaikan orang tersebut diberikan pihak yang terdzalimi sampai pailit 'pahala' kebaikannya: belum lunas tebusan kejahatan, ia dibebankan menanggung ganjaran kejahatan orang-orang yang terdzalimi, lalu dilemparkan ia ke dalam neraka (lihat HR Muslim)

Sejarah perjalanan kehidupan manusia, menunjukkan ada saja manusia-manusia yang adigang, adigung dan adiguna. Pemimpin yang mengedepankan kekuasaannya, orang-orang yang membanggakan 'darah biru'nya serta jumawa atas kepandaian yang dimilikinya. Awal kehadiran kediktatoran, menganggap sah melakukan kesewenang-wenangan dan merasa superior mendiktekan kehendaknya. Tirani yang bisa menumbuhkan kebatilan dan menumbuhsuburkan rasa dendam di pihak yang merasa terdzalimi.

Tak boleh kita melakukan pembiaran kebatilan berlanjut terus-menerus. Kita dituntut bertanggung jawab memberikan pencerahan terhadap sesama, baik sebagai individu maupun melalui berbagai kapasitas yang kita miliki.

Kita memerlukan berbagai strategi terbaik di dalam mencapai misi menuju solusi untuk meraih kedamaian dan ketenangan. _Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda_ (terj. QS Yusuf: 67).

Siapapun objek kedzaliman pastilah tak mengenakkan. Banyak kita memilih melawan, bahkan bisa lebih keras dan kasar. Hal ini yang memicu permusuhan, kedengkian dan api yang menghanguskan kehidupan.

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang jahil (QS Al-A'raf: 199)

Ma'ruf itu memilih jalan kedamaian, keadilan, kebenaran, bersikap santun dan rendah hati, menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi persaudaraan. Inilah pancaran rahmat, pilihan Allah atas Nabi Muhammad kpd para penentangnya.

Andaikata Nabi bersikap kasar dan berhati keras, pastilah beliau akan ditinggalkan pengikutnya. _orang-orang yang penyayang akan disayang oleh Dzat Yang Maha Penyayang. Sayangilah siapa pun yang ada di muka bumi, niscaya akan disayang oleh yang ada di langit_ (terj. HR Abu Dawud). _Allahu a'lamu bishowab._

Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)

" Servant of Allah "
Agar mudah mengakses pptqinsanqurani.com di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".
Buka Komentar