Skip to main content

Jalan Tuhan

Adakah yang salah atas diri kita, saat banyak diantara kita terlihat bahagia namun sejatinya ada kepedihan yang dalam di hati mereka. Berlomba-lomba diantara kita menguras energi, menyita banyak waktu dan pikiran untuk meraih bahagia tapi tak kunjung mendapatkannya.

Gemilang harta telah diraih, pangkat bintang berjejer sudah dicapai, terkenal dengan follower hingga ujung dunia namun rasa bahagia hanya lewat dan cepat berlalu tak mampu berlama-lama bersemayam dalam hati.

Ada yang punya kekayaan berlimpah, sangat berkuasa namun paling takut berkurang harta. Kekayaan terus bertambah tapi kebahagiaan menjadi berkurang meski kehidupannya diliputi aneka hiburan, kemewahan dan banyak bersenang-senang. Bersenang-senang itu tak sama dengan rasa bahagia. Bukankah banyak para penghibur, aktor dan artis yang pekerjaannya menghibur dan gemerlap kesenangan tapi justru gelap hatinya dan jauh dari suasana bahagia.

Muhammad Naquib al-Attas dalam buku _Prolegomena to The Metaphysic of Islam,_ menjelaskan, ketika seseorang tak mengambil petunjuk Tuhan, maka pasti menderita meski secara kasat mata terlihat bahagia. Tapi sebaliknya, bila manusia mengambil petunjuk Tuhan dalam menjalani kehidupannya, maka lapisan dasar kehidupannya merupakan kebahagiaan walau secara lahir terlihat menderita.

Jauhi perbuatan dosa, karena tiap dosa yang kita perbuat akan meninggalkan titik noda hitam di hati kita. Semakin banyak dosa, semakin gelisah dan menderita kita. Segera bertaubat, meninggalkan maksiat atau dosa tersebut dan memohon ampunanNYA akan menjadikan hati kita bening.

Jadikan amal sholeh sebagai wasilah utama hidup ini dan kerinduan terbesar kita. Inilah jalan Tuhan, jalan yang menuntun manusia dalam kedamaian dan kebahagiaan. _Barangsiapa yang tujuan hidupnya negeri akherat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina_ (terj. HR Ahmad)

Semoga Allah SWT senantiasa limpahkan hidayah kepada kita sehingga selalu hidup di jalanNYA. Insya Allah akhir hidup kita adalah saat terbaik, saat kita benar-benar berserah diri kepada Allah, kita ridho atas ketentuanNYA dan mendapatkan ridhoNYA. _Allahu a'lamu bishowab._

Ditulis oleh: Ustadz Ipmawan Muhammad Iqbal, M.Ag (Pembina Yayasan PPTQ Insan Qur'ani)

" Servant of Allah "
Agar mudah mengakses pptqinsanqurani.com di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".
Buka Komentar